Seorang penyelam diminta oleh seorang bos untuk mengambil mutiara di dasar lautan. Dia dibekali dengan seperangkat alat selam oleh bosnya. Bekal oksigen yang diberikan oleh bos sangat terbatas. Oksigen itu hanya cukup untuk 1 jam, dan setelah itu “mati”. Jadi dalam waktu yang terbatas itu sang penyelam harus mendapatkan mutiara yang diminta oleh bosnya. Itulah tujuannya.
Pada waktu yang telah ditentukan berangkatlah penyelam tersebut untuk melaksanakan misinya. Mengambil mutiara di dasar lautan dan mulailah dia menceburkan diri ke dalam laut. Ketika pertama melihat keindahan laut tersebut dia terkagum-kagum. Indahnya terumbu karang yang berhias ikan berjuta warna membuatnya terlena. Dia ikuti ikan yang sangat indah berkeliling diantara terumbu karang. Dia amati gerombolan ikan yang berseliweran di antara terumbu karang.
Semua keindahan bawah laut itu membuatnya lupa akan tujuan utamanya dia menyelam. Dia baru sadar ketika indicator oksigen menunjukkan angka 20%. Dia pun panik karena teringat mutiara yang diinginkan oleh bosnya. Dia langsung segera meluncur ke tempat mutiara yang sudah diketahuinya. Namun apalah daya dia tak lagi sempat menuju mutiara itu karena keterbatasan oksigen yang dia punya. Untungnya dia masih sempat untuk kembali ke permukaan yang artinya masih selamat.
Disinilah masalah muncul ketika penyelam itu ditanya oleh bosnya. Dia bingung mau memberikan alasan apa kepada bos. Namun bosnya tak mau tahu, yang dia inginkan adalah mutiara dan penyelam itu sudah diberikan semua fasilitas yang dia butuhkan untuk mengambil mutiara. Dan bagaimanakah nasib penyelam itu? Silakan pembaca memprediksikan sendiri.
Dari cerita di atas kita bisa mengambil beberapa pelajaran. Yang pertama laut dengan segala keindahan yang ada di dalamnya adalah analogi dari dunia tempat kita berada. Mutiara yang ada di laut itu adalah tujuan utama kita berada di dunia yaitu beribadah kepada Allah. Dan oksigen yang diberikan kepada penyelam itu adalah umur yang dikaruniakan kepada kita.
Hidup ini harus punya visi, misi dan tujuan yang jelas. Sebagai seorang muslim tugas utama kita adalah beribadah kepada Allah yang sudah jelas difirmankan Allah SWT:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariat: 56)
Dunia ini adalah sarana bagi kita untuk mengabdi kepada Allah, bukan tujuan utama kita. Namun seringkali kita terlena dengan keindahan dunia yang semu dan lupa akan tujuan utama kita di dunia. Harta itu kebutuhan kita namun kita tidak boleh cinta pada harta.
Mari kita tata hati kita, kita luruskan niat kita. Selagi persediaan oksigen masih ada untuk kita, kita manfaatkan sebaik-baiknya. Fasilitas yang diberikan Allah kepada kita ini harus kita manfaatkan untuk beribadah kepada-Nya sebagai wujud rasa syukur kita kepada-Nya.
Sumber Tulisan :
No comments:
Post a Comment
Thanks for your coming, say something here :)